27 Juli 2012

Perkembangan Pendidikan Pada Zaman Islam di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Dari zaman ke zaman metode atau cara pendidikan akan selalu berubah-ubah menyesuakinan kebutuhan dan kepentingan dari pengetahuan yang akan di transfer atau di bagi kepada penerus atau orang lain. Nah Pada pembahasan kali ini
 kita akan membahas mengenai Perkembangan Pendidikan pada Masa Pengaruh Islam.

B. Rumusan Masalah
            Bagai manakah metode perkembangan Pendidikan pada masa Islam yang mana pada masa itu masyarakat masih menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme.

C. Tujuan Penulisan
            Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan Sejarah, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Serambi Mekah. Agar nantinya dapat memahami awal perkembangan pendidikan islam di Indonesia.

  
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL PENDIDIKAN

            Secara umum (khusunya di Jawa) ada dua lembaga yang memegang peranan pemting dalam perkembangan pendidikan yaitu langgar dan pesantren. Karena Islam berprinsip demokrasi maka pengajarannya merupakan pengajaran rakyat. Tujuannya memberikan pengetahuan tentang agama, bukan untuk memberikan pengetahuan umum.

1.Langgar
            Pengajaran di langgar merupakan pengajaran agama permulaan. Mula-mula murid mempelajari abjad Arab, kemudian mengeja ayat-ayat Quran pertama dengan irama suara tertentu. Yang menjadi guru adalah orang yang sudah memiliki pengetahuan agama yang agak mendalam. Guru dipandang sebagai orang yang sakti(memiliki kelebihan). Sebagai lembaga sosial langgar memiliki peranan yang penting. Anak-anak rakyat lambat laun menyadari bahwa mereka telah menjadi anggota persekutuan yang besar, yakni persekutuan Islam.


2.Pesantren
            Merupakan lembaga pendidikan kelanjutan dari langgar. Murid-muridnya disebut santri pada umumnya terdiri dari anak-anak yang lebih tua dan telah memiliki pengetahuan dasar yang mereka peroleh di langgar. Para santri, yang biasanya berasal dari berbagai tempat, dikumpulkan dalam suatu ruangan yang disebut pondok (semacam asrama). Berdekatan dengan pondok ada masjid dan rumah guru. Guru lazim disebut k. Ada kalanya guru menerima sumbangan dari para muridnya, berupa uang atau bahan makanan. Di Sumatra Barat tidak ada pemisahan langgar dan pesantren. Sekolah-sekolah agama Islam di sana diberi nama surau. Di surau bukan hanya mempelajari ajaran agama permulaan(dasar) tetapi juga lanjutannya. Sedangkan di Aceh sekolah semacam itu disebut rangkang.

B. ISLAM DI SUMATERA
            Berdasarkan Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang berlangsung di Banda Aceh pada tahun 1978, dinyatakan bahwa kerajaan Islam pertama adalah Perlak, Lamuri, dan Pasai. Masa kerajaan Islam merupakan salah satu dari periodesisasi perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan Islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasanya saat itu sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia. Terlebih-lebih, agama Islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi negara / kerajaan pada saat itu.

1.KerajaanSamudera Pasai
            Kerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/3 H. Raja pertamanya adalah Al-Malik Ibrahim bin Mahdum; yang kedua bernama Al-Malik al-Shaleh, dan yang terakhir kerajaan Islam pertama di Indonesia (daerah Aceh). Namun ada juga yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Perlak, tetapi tidak banyak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung fakta sejarah ini.

2. Kerajaan Perlak
            Kerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. Bahkan, ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudera Pasai. Namun, sebagaimana dikemukakan terdahulu, tidak banyak bahan pustaka yang menguatkan pendapat tersebut.

            Sultan Mahdun Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai Sultan keenam. Ia terkenal sebagai sultan yang arif bijaksana dan alim, sekaligus seorang ulama. Di Perlak pun terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis taklim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim dan mendalam ilmunya. Materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.

3. Kerajaan Aceh darussalam (1511 – 1874)
            Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal 12 Zulkaedah 916 H\1511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan. Proklamasi Kerajaan Aceh darussalam tersebut merupakan hasil peleburan Kerajaan islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di belahan timur. Putra Sultan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah (1507 – 1522). Pada abad ke-15, diberitakan oleh Cong Ho, Marco Polo, dan Ibnu Batutah bahwa di Aceh telah berdiri Kerajaan Lamuri yang tunduk kepada Pidie. Pada mulanya pusat pemerintahan terletak di satu tempat yang dinamakan Kampung ramni dan dipindahkan ke Darul Kamal oleh Sultan Alaudin Inayat Johan Syah (1408 – 1465 M). Sultan Ali Mughayat Syah adalah pembebas Aceh dari kekuasaan Pidie. Dia dapat mengalahkan Sultan Pidie (Sultan Ahmad Syah). Kekuasaan kerajaan ini sampai ke Kerajaan Pasai. Masa keemasan kerajaan ini terjadi pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M). Oleh Sultan Iskandar Muda banyak didirikan masjid sebagai tempat beribadah umat Islam, salah satu masjid yang terkenal Masjid Baitul Rahman, yang juga dijadikan sebagai Perguruan Tinggi dan mempunyai 17 daars (fakultas). Dengan melihat banyak para ulama dan pujangga yang datang ke Aceh, serta adanya Perguruan Tinggi, maka dapat dipastikan bahwa kerajaan Aceh menjadi pusat studi Islam. Karena faktor agama Islam merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Aceh pada periode berikutnya. Menurut B.J. Boland, bahwa seorang Aceh adalah seorang Islam.(M.Ibrahim,et.al., 1991: 89).



C. ISLAM DI JAWA

1.Kerajaan Islam di Pulau Jawa
            Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Raden Patah adalah putra Brawijaya V dengan putri dari Campa. Setelah takhta ayahnya jatuh ke tangan Girindra Wardhana dari Keling (Daha), Demak pun terancam. Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit pimpinan Girindra Wardhana dan keturunannya yang bernama Prabu Udara hingga tahun 1518. Kemenangan berada di pihak Demak dan tampil sebagai Kerajaan Islam terbesar di Jawa. Dengan begitu penyiaran agama Islam makin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju.

D. SEJARAH ISLAM DI MALUKU
            Masuknya Islam ke Maluku dibawa oleh mubaligh dari Jawa, sejak zaman Sunan Giri dari Malaka (kurang lebih tahun 1475). Raja Maluku yang pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate, yang bernama Marhum pada tahun 1465 – 1486 M atas pengaruh Maulana Husein, saudagar dari Jawa. Di Maluku ada raja yang terkenal dalam bidang pendidikan dan dakwah Islamnya, yaitu Sultan Zainal Abidin (1486 – 1500 M).

E. SEJARAH ISLAM DI KALIMANTAN
            Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 M dengan cara damai yang dibawa oleh mubalig dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai para santri di Kalimantan Sulawesi, dan Maluku. Gubahan Sunan Giri bernama Kalam Muyang, sedangkan gubahan Sunan Bonang bernama Sumur Serumbung.


F. SEJARAH ISLAM DI SULAWESI
            Kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Kembar Gowa – Tallo tahun 1605 M. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwaul Islam. Menyusul di belakangnya, Raja Gowa benrama Sultan Aluddin. Dalam waktu dua tahun, seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Mubalig Islam yang berjasa ialah Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand). 

G. SEJARAH ISLAM DI NUSA TENGGARA
            Islam masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan penaklukan daerah Bore (1606), Bima (1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M) oleh Kerajaan Goa. Dengan ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar ke daerah taklukannya sampai ke Nusa Tenggara.


  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Pendidikan zaman kerajaan islam  tidak menganut stratifikasi sosial berdasarkan kasta dan keturunan,sesuai ajaran islam.walaupun sebenarnya masih tetap terdapat kelompok raja dan para bangsawan/para pegawai di satu pihak dan kelompok rakyat jelata di lain pihak namun feodalisme di kalangan masyarakat pada umumnya mulai di tinggalkan.

B. Saran
            Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku filsafat lainnya yang berkaitan dengan judul diatas.
            Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan kreatif.



DAFTAR PUSTAKA

A. Basir Kamal, 2008 Indonesia : Awal Kemunculan Islam, Jakarta.
http://www.google.com/islam-di-indonesia
http://www.islamiccenter.com

2 komentar: