BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penjelajahan bangsa Portugis,
seperti disebutkan B. Schrieke, hingga sampai ke Indonesia kiranya tidak dapat
dilepaskan dari sejarah perbenturan antara dunia Islam – dunia Barat sejak abad
pertengahan
dan juga dukungan kemajuan bidang militer dan kemaritiman mereka.
Beberapa peristiwa penting yang
lekat dalam ingatan yang melatari hal ini antara lain dikarenakan Konsili
Clermont tahun 1095 M dimana Paus Urbanus II mendeklarasikan Perang Salib
melawan dunia Islam, Konstantinopel, pusat imperium Bizantium, direbut Sultan Muhammad
II tahun 1453 M, Bulla Paus berjudul Romanus Pontifex tertanggal 8 Januari 1455
M yang berisi pernyataan menghadiahkan Afrika untuk dikristenkan oleh Portugis,
Kota Granada lepas dari kekuasaan Islam tahun 1492 M, Bulla Paus berjudul Inter
Caetera Divinae tahun 1493 M membagi dunia menjadi dua bagian, masing-masing
untuk Portugis dan Spanyol, Perjanjian Tordesillas tanggal 7 Juni 1494 M,
menguatkan Bulla Paus tahun 1493 M, memberi hak istimewa kepada dua bangsa
tersebut untuk melakukan conquistadores (penaklukan).
B.
Rumusan Masalah
·
Apa tujuan Portugis datang ke Indonesia
·
Bagaimana perlakuan portugis terhadap rakyat
Indonesia
C.
Tujuan Penulisan
·
Untuk lebih mengenal karakter bangsa Portugis
·
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Awal Kedatangan Portugis
Perjanjian
Tordessilas (1494 M) berisi hak istimewa dari Bulla Paus untuk bangsa Portugis
danSpanyol dalam hal pembagian wilayah daratan untuk dikuasai. Perjanjian
tersebut menjadi dasarperjalanan mereka untuk melakukan politik ekspansi ke
daratan Asia dan Afrika. Tujuan tersebutjelas karena pada dasarnya, bangsa
Eropa menganggap diri mereka sebagai orang-orang yangmendapatkan tugas suci
dari Tuhan untuk menyelamatkan penduduk selain bangsa mereka kejalan yang
benar.
Portugis pertama kali singgah di
Malaka tahun 1509 M setelah sebelumnya menaklukkan kerajaan Goa di India. Ini
berarti Portugis hadir di Indonesia hampir satu dekade setelah Raden Patah
mendirikan kerajaan Islam Demak di pulau Jawa. Tahun 1511 M Malaka sudah dapat
dikuasai oleh Portugis di bawah Afonso de Albuquerqe (1459-1515 M).
Dua tahun kemudian, Pati Unus putra
Raden Patah memimpin armada menyerang kekuasaan Portugis di Malaka, tetapi
berakhir dengan kegagalan. Berikutnya Portugis bergerak untuk menguasai daerah
rempah-rempah yang berpusat di Maluku (berasal dari istilah bahasa Arab:
Jazirat al-Mulk, yakni kepulauan raja-raja). Ketika Portugis menjejakkan
kakinya di Maluku, seperti diutarakan oleh Russell Jones, Islam telah mengakar
di kalangan penduduk setempat sekitar 80 tahun. Di daerah ini khususnya Ambon,
melalui peran ordo Jesuit hingga tahun 1560 M, tercatat ada sekitar 10.000
orang yang memeluk Roma Katholik dan bertambah menjadi 50.000 hingga 60.000
pada tahun 1590 M.
Sementara ordo Dominikan mampu
mengkonversikan kedalam agama Roma Katholik sekitar 25.000 orang di kepulauan
Solor. Dari catatan Ismatu Ropi, Katholik Roma ini merupakan fase kedua
masuknya Kristen ke Indonesia melalui jasa ordo Jesuit di bawah payung organisasi
Society of Jesus dan ordo Dominikan yang turut hadir bersama armada Portugis.
Fase pertama adalah masuknya Gereja Timur Nestorian yang ditengarai sempat
muncul di Sibolga Sumatera Utara sekitar abad ke-16 juga. Sedangkan fase ketiga
adalah Kristen Protestan yang muncul bersamaan dengan armada pelayaran Belanda.
B. Sistem Pendidikan Agama
Praksis pendidikan pada masa Portugis ini secara mendasar
dikerjakan oleh organisasi misi Katholik Roma. dimana pengajar-pengajar
didatangkan langsung dari portugis. diantara mereka Baru pada tahun 1536, di
bawah Antonio Galvano, penguasa Portugis di Maluku, didirikan sekolah seminari
yang menerima anak-anak pemuka pribumi. Selain pelajaran agama,
Mereka juga diajari membaca, menulis dan berhitung.
Sekolah sejenis dibuka di Solor dimana bahasa Latin juga diajarkan kepada
murid-muridnya. Mereka yang berkeinginan
melanjutkan pendidikan dapat pergi ke Goa – India yang ketika itu merupakan
pusat kekuatan Portugis di Asia.
Kedatangan mereka yang selalu
dibarengi dengan para misionaris Roma Katholik, membuat setiap daerah yang
mereka datang menjadi memiliki gereja dan sekolah. Sekolah pertama
yangdidirikan oleh orang-orang Portugis adalah di pulau Ambon pada tahun 1536
(Supriadi, 2003).Pada masa kepemimpinan Antonio Galvao waktu itu, yang
didirikan adalah sekolah seminariuntuk anak-anak pribumi.
Tentunya selain mengajarkan agama
Katholik, mereka juga mengajarkan pelajaran calistung. Sekolah sejenis juga
dibuka di daerah kepulauan Solor tetapidengan menambahkan bahasa Latin dalam
mata pelajarannya. Sekolah keguruan pertamadidirikan beberapa saat setelahnya
di daerah Ternate oleh kaum pendeta Portugis.Ketika Portugis menjejakkan
kakinya di Maluku, seperti diutarakan oleh Russell Jones, Islamtelah mengakar
di kalangan penduduk setempat sekitar 80 tahun.
Di
daerah ini khususnyaAmbon, melalui peran ordo Jesuit hingga tahun 1560 M,
tercatat ada sekitar 10.000 orang yangmemeluk Roma Katholik dan bertambah menjadi
50.000 hingga 60.000 pada tahun 1590 M.Sementara ordo Dominikan mampu
mengkonversikan kedalam agama Roma Katholik sekitar25.000 orang di kepulauan
Solor.
Katholikisasi yang masifini pada
akhirnya mengakibatkan penyebaran Islam di daerah Timur nusantara menjadi
terhenti.Selain mengemban misi penyebaran agama Katholik (Gunawan, 1995),
kedatangan orang-orangPortugis juga untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya
dari hasil perdagangan. Merekaselalu berusaha memonopoli perdagangan dengan
cara-cara kasar sehingga bangsa Portugiskurang disukai.
Tidak salah bila pada masa ini
sering terjadi pergolakan yang penuh denganperebutan kekuasaan. Tetapi, pada
akhirnya kedatangan bangsa Belanda di bumi nusantaraberhasil menghalau Portugis
hingga ke wilayah Timor Timur pada tahun 1641. Seluruh gerejadan sekolah yang
telah dibangun oleh Portugis, diambil alih sepenuhnya oleh Belanda.
Berbagaiupaya bahkan dilakukan untuk menghilangkan pengaruh Portugis di bumi
Nusantara, sepertidengan mengajarkan agama Kristen di sekolah-sekolah dan
mengganti penggunaan bahasaPortugis dengan bahasa Belanda yang juga diajarkan
di sekolah-sekolah (Said dan Affan, 1987).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan pendidikan di zaman
Portugis ini dapat dinyatakan berpusat di Maluku dan sekitarnya, sebab di
daerah-daerah lain kekuasaan Portugis kurang begitu mengakar.
B. Saran
Keberhasilan
Belajar adalah Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan
bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, maka dari itu
saya mohon maaf bila ada kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Kritik dan saran teman-teman sangat ditunggu.
DAFTAR
PUSTAKA
Belajar dan factor-faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rinekacipta.Sutikono, Sobry. 2008.
Landasan Pendidikan. Bandung:
Prospect.Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakaya
Offset.Syah, Muhibbin. 2005.
Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1996) hlm. 343
Bagus! Thanks
BalasHapusget a loan
terimakasih postingannya, bagus
BalasHapuscongrats
Casinos & Games - DrMCD
BalasHapusHow to get the best casino games: slots, table games, video หารายได้เสริม poker, blackjack and more. The 경산 출장샵 games for 김해 출장안마 slots and table 평택 출장안마 games are the 천안 출장샵 most played